Telur asin sangat populer di Asia, termasuk Indonesia karena memiliki rasa yang unik. Kelebihan metode pengasinan ini, telur memiliki usia penyimpanan lebih panjang. Namun, apakah mengonsumsi telur asin tidak berbahaya bagi kesehatan?
Proses Pembuatan Telur Asin
Metode pengawetan makanan dengan diasinkan adalah cara tradisional untuk mengawetkan makanan. Telur asin adalah salah satu produk yang diawetkan dengan metode diasinkan.
Telur asin memiliki rasa yang unik, nutrisi yang kaya, dan jangka waktu penyimpanan lebih panjang. Selain itu, telur asin sangat praktis disajikan sebagai teman sarapan, dijadikan saus masakan atau hidangan penutup.
Secara tradisional, telur asin terbuat dari telur bebek yang diawetkan dengan garam natrium selama sekitar 15-30 hari. Dalam prosesnya, telur bebek dicuci hingga bersih dan direndam dengan larutan air garam, kemudian dibungkus abu tanaman atau lumpur yang telah digarami.
Selama proses pematangan, garam akan berdifusi ke dalam putih telur dan kuningnya serta menurunkan kadar air di dalamnya. Kuning telur kemudian akan mengeras, menghasilkan tekstur unik.
Garam menjadi zat penting dalam pengawetan telur yang menjadikan rasa telur menjadi asin dan memperpanjangn usia simpan.
Baca Juga: Apakah Putih Telur Aman Jika Dikonsumsi Mentah?
Manfaat Mengonsumsi Telur Asin
Telur asin terbuat dari telur bebek yang memiliki warna khas biru keabu-abuan. Telur bebek dikatakan memiliki nutrisi lebih banyak dibandingkan telur ayam.
Karena ukuran yang lebih besar, tentunya kandungan lemak dan kolesterolnya lebih banyak daripada telur ayam. Rata-rata telur bebek memiliki berat sekitar 70 gram, sedangkan telur ayam sekitar 50 gram.
Mengonsumsi telur asin memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan, di antaranya:
- Kandungan nutrisi telur bebek lebih banyak dibandingkan telur ayam
- Bagian kuning telur bebek mengandung anti-oksidan yang melindungi sel tubuh dan DNA dari kerusakan oksidatif
- Kuning telur bebek mengandung lesitin dan kolin, yang menyehatkan sistem saraf
- Bagian putih telur bebek kaya kandungan protein yang membantu melindungi tubuh dari infeksi penyakit
- Menurut penelitian, putih telur bebek mengandung zat anti-bakteri, anti-virus dan anti-jamur
Baca Juga: Diet Telur Rebus: Ketahui Cara, Resiko dan Efek Samping Diet Telur Rebus
Risiko Mengonsumsi Telur Asin
Dalam sebutir telur asin terkandung sekitar 5-6 gram NaCl. Artinya, kandungan garam natriumnya melebihi rekomendasi WHO, yaitu tidak lebih dari 5 gram per hari.
Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat memengaruhi beberapa hal sebagai berikut:
- Menyebabkan pembengkakan pada tangan dan kaki serta peningkatan berat badan akibat retensi air
- Menyebabkan rasa haus terus-menerus
- Meningkatkan tekanan darah
- Meningkatkan risiko penyakit jantung
- Meningkatkan risiko kanker pencernaan
Untuk menurunkan semua risiko di atas, sebaiknya batasi konsumsi telur asin. Hindari makan telur asin lebih dari sebutir dalam sehari. Bila perlu bagi satu telur menjadi 2 atau 4 bagian agar tidak melebihi batas kebutuhan garam harian tubuh.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
Anne Danahy, MS, RDN (2020). Duck Eggs: Nutrition, Benefits, and Side Effects. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/duck-eggs
WebMD (2020). Health Benefits of Duck Eggs. Available from: https://www.webmd.com/diet/health-benefits-duck-eggs
Hrefna Palsdottir, MD and Grabriella McPherson, MS, RDN, LDN (2021). Salt: Is It Healthy or Unhealthy?. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/salt-good-or-bad
Yana Liu, et all (2022). Evaluation of the quality and flavor of salted duck eggs with partial replacement of NaCl by non-sodium metal salts. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0023643822011410
Alina Petres, MS, RD (NL) (2020). What Happens If You Eat Too Much Salt?. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/what-happens-if-you-eat-too-much-salt